Konfigurasi Elektron adalah susunan Elektron pada sebuah Atom, Molekul, atau Struktur fisik lainnya. Elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan menampilkan sifat-sifat bak partikel maupu bak gelombang. Secara formal, keadaan kuantum elektron tertentu ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai kompleks. Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah elektron tidak bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukurang yang menyebabkan untuk bisa dideteksi. Probablitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu pada ruang yaitu Proporsional terhadap kuadrat nilai Absolut fungsi gelmbang pada titik tertentu.
Elektron-elektron
dapat berpindah dari satu aras energi ke
aras energi yang lainnya dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam
bentuk proton.
Oleh karena asas larangan Pauli, tidak boleh
ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom,
sehingga elektron hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya
hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya.
Pengetahuan
atas konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam membantu pemahaman
struktur tabel periodik unsur-unsur. Konsep ini
juga berguna dalam menjelaskan ikatan kimia yang
menjaga atom-atom tetap bersama.
Konfigurasi
elektron yang pertama kali dipikirkan adalah berdasarkan pada model atom model Bohr. Adalah umum membicarakan
kelopak maupun subkelopak walaupun sudah terdapat kemajuan dalam pemahaman
sifat-sifat mekania kuantum elektron.
Berdasarkan asas larangan Pauli, sebuah orbital hanya dapat
menampung maksimal dua elektron. Namun pada kasus-kasus tertentu, terdapat
beberapa orbital yang memiliki aras energi yang sama (dikatakan berdegenerasi), dan
orbital-orbital ini dihitung bersama dalam konfigurasi elektron.
Kelopak
elektron merupakan sekumpulan orbital-orbital atom yang memiliki bilangan kuantum utaman yang
sama, sehingga orbital 3s, orbital-orbital 3p, dan orbital-orbital 3d semuanya
merupakan bagian dari kelopak ketiga. Sebuah kelopak elektron dapat menampung 2n2 elektron;
kelopak pertama dapat menampung 2 elektron, kelopak kedua 8 elektron, dan kelopak
ketiga 18 elektron, demikian seterusnya.
Sub kelopak
elektron merupakan sekelompok orbital-orbital yang mempunyai label orbital yang
sama, yakni yang memiliki nilai n dan l yang sama. Sehingga
tiga orbital 2p membentuk satu subkelopak, yang dapat menampung enam elektron.
Jumlah elektron yang dapat ditampung pada sebuah subkelopak berjumlah 2(2l+1);
sehingga subkelopak "s" dapat menampung 2 elektron, subkelopak
"p" 6 elektron, subkelopak "d" 10 elektron, dan subkelopak
"f" 14 elektron.
Jumlah
elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan subkelopak berasal dari
persamaan mekanika kuantum, terutama
asas larangan Pauli yang menyatakan bahwa tidak ada dua elektron dalam satu
atom yang bisa mempunyai nilai yang sama pada keempat bilangan kuantumnya.
Para
ilmuan menggunakan notasi standar untuk mendeskripsikan
konfigurasi-konfigurasi elektron atom dan molekul. Untuk atom, notasinya
terdiri dari untaian label orbital atom (misalnya 1s, 3d, 4f) dengan jumlah
elektron dituliskan pada setiap orbital (atau sekelompok orbital yang mempunyai
label yang sama). Sebagai contoh, hidrogen mempunyai
satu elektron pada orbital s kelopak pertama, sehingga konfigurasinya ditulis
sebagai 1s1. Litium mempunyai
dua elektron pada subkelopak 1s dan satu elektron pada subkelopak 2s, sehingga
konfigurasi elektronnya ditulis sebagai 1s2 2s1. Fosfor (bilangan atom 15)
mempunyai konfigurasi elektron : (1s2 2s2 2p6 3s2 3p3).
Untuk
atom dengan banyak elektron, notasi ini akan menjadi sangat panjang, sehingga
notasi yang disingkat sering digunakan. Konfigurasi elektron fosfor, misalnya,
berbeda dari neon (1s2 2s2 2p6)
hanya pada keberadaan kelopak ketiga. Sehingga konfigurasi elektron neon dapat
digunakan untuk menyingkat konfigurasi elektron fosfor. Konfigurasi elektron
fosfor kemudian dapat ditulis: [Ne] 3s2 3p3. Konvensi ini sangat
berguna karena elektron-elektron pada kelopak terluar sajalah yang paling
menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur.
Urutan
penulisan orbital tidaklah tetap, beberapa sumber mengelompokkan semua orbital
dengan nilai n yang sama bersama, sedangkan sumber lainnya mengikuti
urutan berdasarkan asas Aufbau. Sehingga konfigurasi Besi dapat ditulis sebagai
[Ar] 3d6 4s2 ataupun [Ar] 4s2 3d6 (mengikuti asas
Aufbau).
Adalah
umum untuk menemukan label-label orbital "s", "p",
"d", "f" ditulis miring, walaupaun IUPAC merekomendasikan
penulisan normal. Pemilihan huruf "s", "p", "d",
"f" berasal dari sistem lama dalam mengkategorikan garis spektra, yakni
"sharp", "principal", "diffuse", dan
"fundamental". Setelah "f", label selanjutnya diikuti
secara alfabetis, yakni "g", "h", "i", dan sebagainya, walaupun orbital-orbital ini belum
ditemukan. Konfigurasi
elektron molekul ditulis dengan cara yang sama, kecuali bahwa label orbital molekullahyang
digunakan, dan bukannya label orbital atom.
Bentuk tabel
periodik berhubungan dekat dengan konfigurasi elektron atom
unsur-unsur. Sebagai contoh, semua unsur golongan 2 memiliki
konfigurasi elektron [E] ns2 (dengan [E] adalah konfigurasi gas
inert), dan memiliki kemiripan dalam sifat-sifat kimia. Kelopak elektron
terluar atom sering dirujuk sebagai "kelopak valensi" dan menentukan
sifat-sifat kimia suatu unsur. Perlu diingat bahwa kemiripan dalam sifat-sifat
kimia telah diketahui satu abad sebelumnya, sebelum pemikiran konfigurasi elektron
ada.
No response to “Konfigurasi Elektron”
Posting Komentar
Tulias bila ada pertanyaan, kritik dan saran dibawah ini !